Musik Baru Antara Dua Atau Lebih Kursi

Pada pembahasan kali ini, merupakan pembahasan terakhir dari 9 sub judul, yang menjelaskan mengenai musisi, komponis, penulis, aranser yang telah mewarnai peta musik Indonesia dalam berbagai bidang. Disini Kita akan membahas seorang musisi bernama Harry Roesli.

Harry Roesli (1951)

Harry merupakan musisi yang tidak berpikir secara ideologis dalam membandingkan ketegori-kategori musik, bagi dia yang terpenting adalah keutuhan ekspresi, baik dalam bentuk happening, idiom rock, maupun pop dan jazz. Bagi Harry musik pop/rock tidak harus diartikan sebagai musik komersial ini membuat dia sering bertolak dari idiom populer tersebut. Namun hasil karyanya selalu unik, karena mengandung kritik sosial  dan politik, dimana ini bersifat positif dan juga memperhatikan materi musik.

Kita semua telah tau bahwa musik memiliki dua aspek, yaitu musik sebagai bisnis/ musik industri dan musik sebagai ekspresi kesenian. Dengan adanya kedua aspek ini membuat Harry tidak membedakan antara musik dagang dan musik kesenian. Bagi dia tidak ada masalah bekerja di kedua bidang tersebut, ketika kita bekerja untuk musik, kita jadikan musik sebagai salah satu untuk mencari nafkah dan yang lain untuk bereskpresi secara individual, dimana antara lain unsur kritik sosial dan politik lebih dominan.

Ketika Harry berada di bangku sma ia sudah aktif dalam grup band rock, "Batu Karang" dan grup " The Gang of Harry Roesli".


Namun sekarang ia lebih aktif dalam dunia keartisan perfilman, sinetron dll. Harry juga sempat study di Rotterdam Belanda dimana membuat dampak dimana ia kembali ke Bandung dan mendirikan DKSB-band (Depot Kreasi Musik Bandung), disamping itu ia juga menciptkan karya-karya dalam aneka idiom dengan ciri khasnya sendiri. Namun disisi lain Harry mengutamakan idiom rock, atau rock jazz atau "Fusion Gamelan- Rock Jazz" yang dibalut dengan kreativitas yang mirip dengan Frank Zappa.

Semua karya Harry dibuat bersifat politis maupun ideologis namun lagi-lagi dengan kreativitas dan keunikannya membuat ia menciptakan karya musik yang memiliki rangsangan visual dan auditif termasuk jenis musik yang tajam dan radikal. Karya tersebut diciptakannya tak hanya semata-mata untuk kesenangan namun memiliki konsep yaitu membebaskan manusia dari berbagai "penjara" atau dengan lain arti, manusia memiliki kebebasan dalam berekspresi tanpa harus dibatasi.

Berikut adalah beberapa karya dari band rocknya

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musik pada abad 20 (20th century music)

Musik Impresionisme,Simbolisme, Neo Klasik, Ekspresionisme

Karakteristik Musik Sejak 1950-an